Hari kamis lalu (24 april 2008 ) di Jakarta, Komite Bangkit Indonesia (KBI) telah mengadakan “konsolidasi nasional pemuda, mahasiswa, dan aktivis pergerakan”.Acara yg dihadiri oleh Sholahudin Wahid & jg sekitar seratus perwakilan OKP dari seluruh daerah di Indonesia tersebut diawali dengan pemaparan dan brainstorming dari Rizal Ramli (Ketua KBI /Mantan Menko ekonomi) dengan judulnya “Indonesia Perlu Jalan Baru dan Pemimpin Baru”.
Sudah 100 tahun Indonesia menyatakan kebangkitan, 60 th merdeka, 10 th sudah reformasi dideklarasikan, namun rakyat Indonesia belum menapat kedaulatn ekonomi dan menikmati kesejahteraan. Hal itu diakibatkan beberapa poin diantaranya:
1. Kebijakan ekonomi Indonesia yg berbasis Washington Consensus yg menghasilkan : penghapusan subsidi, liberalisasi keuangan, liberalisasi industri dan perdagangan, dan privatisasi.
2. Karakter feodal dari para pemimpin, yg merasa tidak punya kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan mendudukkan kekuasaan sebagai akibat dari hubungan biologis, romantisme historis. Kepemimpinan yg lemah, tanpa visi, strategi, dan keberpihakan pd rakyat sangat mudah dikendalikan oleh kepentingan neo-kolonial. buka Rizal Ramli
Selanjutnya Rizal Ramli jg menjelaskan Jalan Baru (JB) sebagai solusinya diantaranya :
>JB merupakan jalan yg berlandaskan kebhinnekaan, keragaman, dan pluralisme
>JB tdk akn mberikan t4 bg neoliberalisme dan fundamentalisme pasar
>JB merupakan anti neokolonialisme
>JB mengembalikan kodrat demokrasi Indonesia sehingga membawa manfaat bagi peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
>JB menentang dominasi sektor swasta
>JB memperjuangkan penegakan hukum yg adil, tanpa pilih kasih, serta berpihak kpd kepentingan publik
>JB akan menggunakan reformasi agraria terutama tanah di luar jawa.
Rizal Ramli jg menjelaskan beberapa kongkrit utk perbaikan beberapa bidang pendidikan, lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, pertanian, serta UKM.
Berbagai perwakilan OKP jg memberikan brainstorming terkit hal kebangkitan Indonesia, hampir semua sepakat bahwa pemerintahan SBY-JK harus diturunkan, dan semua sepakat bahwa permasalahan tsb akibat dari neo-kapitalisme,neo-liberalisme, neo-imperalisme, dan hampir semua jg sepakat bahwa keterpurukan di negeri ini karena sistem yg salah.
Semua kalangan di acara tersebut menyadari bahwa musuh utama adalah kapitalisme, dan sistem yg berlangsung di negeri ini adalah sistem yg salah kaprah.
Namun disaygkan, walaupun mereka semua menyadari di negeri ini adalah sistem yg salah, dan kapitalisme adalah musuh utama tetapi dari mereka tidak ada yg berani keluar dari pakem, yaitu mengganti sistem tsb. Rizal Ramli/KBI lebih memilih untuk memperbaiki sistem yg ada, bukan menggantinya. Memperbaiki demokrasi yg di negeri ini yg menurut dia belum sesuai dengan demokrasi yg seharusnya. Demikian jg Ihsanudin Noorsyi mengungkapkan“permasalahan ini bkn permasalahan ideologi”
Sepertinya usaha utk membangkitkan Indonesia oleh KBI akanlah sia-sia, karena solusi-solusi teknis yg diajukan oleh KBI tidak memuat solusi bagaimana untuk keluar dari kapitalisme global, mereka hanya memberikan solusi parsial di bidang ekonomi untuk keluar dari dominasi swasta. Mereka tidak berpikir bahwa kapitalisme global merupakan sebuah sistem yg hanya bs dilenyapkan dengan sistem lain selain demokrasi (yg notabene anak kapitalisme pula). Mereka masih memandang bahwa demokrasi dan kapitalisme merupakan mahluk yg berbeda. Bagaimana mereka bs melepaskan diri dari kapitalisme global bila hanya mengandalkan Indonesia saja yg lemah. Melawan kapitalisme global tentunya dengan menyatukan kekuatan dengan negeri lain yg memusuhi kapitalisme global. Jika Jalan Baru yg diusung Rizal Ramli dengan cara memperbaiki sistem demokrasi (memakai sistem lama) maka solusi yg akan dirasakan hanyalah permasalahan ekonomi saja (bidang lain mau tidak mau harus dikorbankan) bidang lain seperti sosial akan tetap carut marut, sebab sistem demokrasi merupakan sistem yg sekuler dan tidak cocok di Indonesia yg religius. Dan akhirnya Jalan Baru itu akan terjebak lagi dalam kapitalisme global.
Satu-satuny cara jk qt sdah memahami bahwa sistem di negeri ini adalah sistem yg rusak maka kita harus keluar dari pakem yaitu menggantinya dengan sistem lain, yaitu Sosialisme ataukah Islam. Sosialisme telah terbukti keruntuhannya Uni Soviet, sistem ini tidak dengan sesuai dengan fitrah manusia karena sistem ini anti agama. Hanyalah Islam satu-satunya sistem yg sesuai fitrah manusia, karena Islam adalah Rahmatan lil ‘alamin (Rahmat bagi seluruh alam) bukan hanya bagi muslim ataupun Indonesia saja. Wallahu‘alam bishowab.
03/05/2008
Kategori: Opini . . Penulis: perdjoeangankoe . Comments: Tinggalkan komentar