Entah Mengapa
Alam seolah tak pernah berpihak padamu
Mendesakmu jauh
Tersudut bersama serapah
Dewi Kesuburan, yang telah menguap
Bersama mimpi bocah yang tersekat masa.
Entah berapa banyak
Keringat untuk menghidupi sawahmu
Sedang tangantangan membunuh laju airnya
Meraja Kerontang
Tuan,
Izinkan kami menselip sebelah bahu
Menopang saat engkau tertatih
Memberi sebelah senyum, untuk melengkapi
Jengkal papa yang tak pernah kau anggap derita
Karena engkau mulia…
Dari kami
Yang kadang terlalu banyak berbicara tentangmu…